Menuju Bentuk Polarisasi Pemilu 2024, Golkar Penentu Identitas Koalisi Parpol

- 13 Februari 2023, 07:13 WIB
Ilustrasi koalisi
Ilustrasi koalisi /Pixabay.com/wir_sind_klein/

Polarisasi Terkini

Sebelum membahas lebih jauh prediksi iklim masing-masing koalisi partai politik (parpol), tentu banyak yang tidak setuju dengan penempatan kata “polarisasi” di artikel ini.

Polarisasi berasal dari kata polar, artinya kutub. Ada dua kutub berseberangan, antara kiri dan kanan, ideologis dan realistis, ada etisnisme dan nasionalisme.

Keberadaan dua kutub sangat mungkin terjadi dalam gelanggang politik, atau lebih tepatnya tersaji di atas panggung pertunjukkan demokrasi.

Jadi, polarisasi suatu bentuk keniscayaan dalam kontestasi demokrasi. Hadirnya kondisi itu karena ada pilihan.

Munculnya pilihan tentu berakibat pada perbedaan pendapat. Menurut analis politik Andrew Heywood, demokrasi tumbuh salah satu faktornya ada beberapa pihak menawarkan beragam pendapat, sebagai cerminan perbedaan kepentingan.

Jika menilik contoh, maka semua negara dengan sistem demokrasi telah menunjukkan kondisi adanya polariasi dalam pemilihan, termasuk di Indonesia (selain isu SARA).

Pemilihan Presiden Joe Biden bersaing dengan Donald Trump, juga telah melahiran polarisasi yang serius di negeri Paman Sam.

Pendekatan parlementaris serta teoritis Biden, terlihat bersaing ketat dengan pragmatisme Trump dengan segala kepercayaan dirinya untuk melakukan konsolidasi pemenangan.

Bahkan ketika tidak ada calonnya, polarisasi pun masih dapat terjadi. Contoh yang lebih dekat, ada pada Pilkada Kota Makassar tahun 2018.

Pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi maju melawan kotak kosong.

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x