Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menyatakan telah menurunkan 45 ribu personil kepolisian untuk berjaga-jaga pada Minggu malam. Setelah penembakan terhadap Nahel, para perusuh sudah membuat kegaduhan luar biasa di Kota Paris, mulai dari pembakaran transportasi umum, toko-toko, dan fasilitas publik lainnya.
Atas kerusuhan tersebut Presiden Emmanuel Macron sempat menunda penerbangannya ke Jerman untuk mengatasi krisis terburuk di era kepemimpinannya pasca protes 'Rompi Kuning' pada akhir 2018 lalu.
Kronologi singkat
Mengingat kembali pada pertengahan April, Presiden Prancis telah meminta waktu 100 hari untuk membawa rekonsiliasi dan persatuan ke negara bagian setelah pemogokan terus terjadi dan kadang-kadang protes kekerasan atas kenaikan usia pensiun, yang dianggap mengingkari janji kampanyenya dulu.
Tapi setelah kematian Nahel menimbulkan keluhan lama tentang diskriminasi, kekerasan oleh polisi, dan rasisme sistemik di dalam lembaga penegak hukum terhadap hak asasi manusia dari kelompok-kelompok pinggiran kota berpenghasilan rendah serta ras campuran di kota-kota besar.
Menurut penuturan jaksa penuntut, pihak keamanan yang bertugas saat itu mengaku sengaja melepaskan tembakan mematikan. Kepada penyidik, ia mengatakan ingin mencegah pengejaran polisi yang berbahaya.
Sementara pengacara polisi penembak mengatakan bahwa kliennya tida berniat membunuh remaja itu.***