Meskipun perintah melaksanakan sholat sudah Allah dan Nabi-Nya sampaikan berkali-kali, masih ada saja umat Islam yang menyepelekan dan tidak melaksanakan sholat 5 waktu tersebut.
Begitu utamanya kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu, meninggalkannya tentu saja penuh konsekuensi. Bahkan orang yang menyepelekan dan merasa sholat 5 waktu tidak wajib, maka statusnya ia telah murtad atau keluar dari Islam.
Imam An Nawawi rahimahullah berkata:
إذا ترَك الصلاةَ جاحدًا لوجوبها، أو جَحَدَ وجوبَها ولم يتركْ فِعلَها في الصورة، فهو كافرٌ مرتدٌّ بإجماعِ المسلمين
“Jika seseorang meninggalkan sholat karena mengingkari wajibnya sholat, atau ia mengingkari wajibnya sholat walaupun tidak meninggalkan sholat, maka ia kafir murtad dari agama Islam berdasarkan ijma ulama kaum Muslimin” (Al Majmu’, 3/14).
Allah juga menurunkan firmannya mengenai orang-orang yang meninggalkan sholat, dalam Q.S Maryam ayat 59, yang berbunyi:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan” (QS. Maryam: 59).