Siapkan Strategi Penurunan Stunting, Menkes RI Fokus Koordinasi Intervensi Spesifik

11 Januari 2022, 16:39 WIB
Menkes RI Budi Gunadi Sadikin /Tangkapan Layar YouTube.com Sekretariat Presiden/

GowaPos.Com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyiapkan strategi penurunan stunting.

Stunting masih menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah Indonesia.

Persoalan stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang mengakibatkan tubuh tidak tumbuh normal atau pendek.

Baca Juga: Menkes RI Minta Perkuat Surveilans dan Karantina, Cegah Omicron di Pintu Masuk Laut dan Darat

Pengidap masalah itu akan rentan terhadap penyakit, punya kecerdasan di bawah normal dan kurang produktivitas.

Angka balita yang mengidap stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, sehingga pemerintah mulai menyiapkan strategi penurunan masalah stunting.

Melalui Menkes RI Budi Gunadi Sadikin, pemerintah mempunyai target yang jelas untuk menurunkan masalah kesehatan tersebut.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Terdeteksi di Indonesia, Menkes Imbau Masyarakat tidak Khawatir

“Per tahun 2021 ini kan mencapai angka 24,4 persen. Itu beliau (Presiden RI) harapkan bisa mencapai angka 14 persen di tahun 2024. Hitung-hitungan kami turunnya mesti 2,7 persen per tahun,” kata Menteri Budi Gunadi Sadikin, dilansir di kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Menkes berharap dalam proses penurunan angka stunting di Indonesia, semua menteri dapat saling bersinergi untuk menyukseskan strategi yang akan diterapkan.

Selain Kemenkes RI, pihak BKKBN juga akan ikut berkontribusi untuk menjalankan intervensi stunting dari pemerintah.

Baca Juga: Penularan Covid Varian Omicron Disinyalir Lebih Cepat, Menkes: Studinya Masih Berjalan

Terdapat dua intervensi yang dipersiapkan yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Menteri Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Kemenkes RI memberikan dukungan dalam koordinasi intervensi spesifik.
Ia memetakannya menjadi dua bagian, yaitu intervensi sebelum seorang ibu melahirkan dan setelah melahirkan.

“Sebelum lahir yang akan kita lakukan, biasanya kan (ada) kekurangan gizi, kekurangan darah. Kita sudah merubah Permenkes yang tadinya hanya memberikan tablet tambah darah menjadi mengkonsumsi. Karena kalau memberi aja dan tidak diminum, tidak dicatat, ini yang kita ubah,” tutur Menteri Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Bukan Karena Vaksin! Menkes Siti Fadilah Ungkap Rasa Herannya Covid-19 Tiba-tiba Hilang

Menkes RI juga telah meminta para tenaga kesehatan Kemenkes untuk meningkatkan konsultasi ibu hamil, agar lebih mudah mengidentifikasi pertumbuhan bayi dalam tubuh.

Lebih penting menurutnya adalah dengan konsultasi kepada dokter ahli kandungan.

Sehingga ketika ada indikasi masalah stunting, bisa segera diatasi dengan intervensi medis.

Kurangnya USG di tiap Puskesmas di Indonesia, juga menjadi faktor sulitnya mengetahui masalah kesehatan pada bayi yang akan lahir.

Baca Juga: Favipiravir Gantikan Oseltamivir, Ini Penjelasan Menkes Budi Gunadi

Hingga sekarang, baru terdapat 2.000 USG di masing-masing Puskesmas seluruh daerah.

Menteri Budi Gunadi Sadikin juga menjelaskan tentang rencana pemerintah untuk bayi yang sudah lahir, agar tetap mendapat intervensi medis yang tepat.

“Orang yang sudah ASI-nya selesai, harus diberikan protein hewani. Bukan hanya diberikan kalori saja, bukan hanya diberikan karbohidrat, semua makanan tambahan itu harus konsentrasi ke protein hewani, kalau bisa lokal,” kata Menteri Budi Gunadi Sadikin.***

 

Editor: Subair Pare

Sumber: YouTube Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler