Elektabilitas Prabowo-Gibran Capai 51,7 Persen, Dipengaruhi Efek Jokowi sebagai Petahana

31 Januari 2024, 09:07 WIB
Survei elektabilitas pasangan capres-cawapres versi Data Riset Analitika. /ANTARA/HO-Data Riset Analitika/

GOWAPOS - Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah mencapai 51,7 persen.

Ini didasarkan survei terbaru dari Survei terbaru dari Data Riset Analitika. Dengan hasil ini diperkirakan memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Menyusul pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 21,0 persen. Hanya berselisih tipis dari pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan elektabilitas 20,1 persen.

Sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 7,2 persen.

"Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran mencapai 51,7 persen, sehingga Pilpres 2024 besar kemungkinan akan selesai dalam satu putaran," kata Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta pada Selasa, 30 Januari 2024.

Baca Juga: Survei EPI Center Tempatkan Elektabilitas Gerindra Meroket Tinggalkan PDIP, Faktor Jokowi Jadi Penentu

Menurut Nana, di akhir masa kampanye gelombang dukungan yang sangat masif berdampak pada tingginya elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

Begipun dengan makin kecilnya persentase yang masih menyatakan tidak tahu/tidak jawab memperlihatkan makin mengecilnya proporsi swing voters.

“Rangkaian debat yang diselenggarakan KPU terlihat berpengaruh dalam keputusan memilih bagi yang awalnya ragu-ragu,” kata Nana.

Di antara ketiga pasangan, Prabowo-Gibran tampil lebih percaya diri dalam menggulirkan gagasan yang menarik dukungan publik.

Posisi Prabowo-Gibran yang terkesan menempatkan diri sebagai kandidat petahana juga menikmati efek Jokowi, yang mempunyai approval rating lebih dari 80 persen.

Baca Juga: Survei Terbaru indEX, Tempatkan Capres Cawapres Dukungan Jokowi Bakal Dipilih Publik

“Pemilih yang puas dengan kebijakan Jokowi cenderung memilih Prabowo-Gibran,” ujar Nana.

Sementara itu, sisanya diperebutkan terutama oleh pasangan Ganjar-Mahfud, tetapi dengan porsi yang lebih sedikit.

Sebelumnya baik Prabowo maupun Ganjar merupakan nama-nama yang menjadi favorit publik dan sama-sama mendapat promosi dari Jokowi.

“Perpecahan antara Jokowi dan kalangan elite PDIP membuat dukungan terhadap Ganjar menyusut,” lanjut Nana.

Apalagi saat ini, Ganjar-Mahfud lebih bersikap kritis terhadap kinerja pemerintahan Jokowi turut memberikan sentimen negatif.

“Ganjar-Mahfud dianggap ambigu oleh publik, di mana Anies-Muhaimin yang paling mampu memerankan diri sebagai oposisi,” ujar Nana.

Baca Juga: Berikut Ini 63 Lembaga Survei yang Terdaftar di KPU untuk Pemilihan Umum 2024

Pemilih yang merasa tidak puas terhadap kebijakan Jokowi cenderung mendukung Anies-Muhaimin yang terus menggaungkan perubahan.

“Namun rendahnya persentase yang tidak puas membuat marjin dukungan terhadap paslon 01 jadi terbatas. Sulit bagi Anies-Muhaimin untuk bisa menaikkan elektabilitas lebih tinggi lagi, demikian pula dengan Ganjar-Mahfud,” tuturnya.

Jadi peta kontestasi tidak berubah hingga pencoblosan, Pilpres 14 Februari dimenangkan oleh Prabowo-Gibran.

Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 20-25 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Subair Pare

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler