Dukung Transisi Energi, PLN Kembangakan 21 Proyek EBT Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060

- 15 Desember 2021, 06:05 WIB
Dukung Transisi Energi, PLN Kembangakan 21 Proyek EBT Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060
Dukung Transisi Energi, PLN Kembangakan 21 Proyek EBT Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060 /@pln_id/Instagram

GowaPos.com — Indonesia memiliki banyak potensi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), mulai dari panas bumi, tenaga air, bioenergi, surya dan angin.

Melimpahnya sumber energi bersih ini tentunya menjadi modal PLN dalam memenuhi target Indonesia Net Zero Emission 2060.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan saat ini kapasitas terpasang pembangkit PLN pada 2020 adalah 63,3 Giga Watt (GW).

"Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030, akan ada penambahan pembangkit baru sebesar 40,6 GW selama 10 tahun dengan porsi EBT mencapai 20,9 GW atau 51,6 persen," katanya dikutip GowaPos.com dari video yang diunggah akun instagram @pln_id pada 20 November 2021.

Baca Juga: Cahaya untuk Desa: Senyum Warga Merekah, Listrik PLN Hadir Membuat Hidup jadi Lebih Mudah

PLN bahkan mendapat dukungan pemerintah dalam mempercepat transisi energi demi mencapai target Indonesia net zero emission 2060 ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah sudah berkomitmen menerapkan transisi ke energi hijau.

Untuk itu, Kementerian Keuangan saat ini tengah menyiapkan kebijakan dan instrumen untuk mendukungnya.

"Kalau mau menuju net zero emission 2060 ini tidak bisa tiba-tiba langsung net zero. Kita sekarang harus mulai menandai sektor mana, kegiatan apa, yang menangkap CO2 sehingga nanti netnya zero," ucap Sri Mulyani.

Baca Juga: Harga Rokok Bakal Naik pada Januari 2022, Berikut Daftar Jual Lengkap per Batang dan per Bungkus

Dalam sisi transisi energi, pemerintah juga saat ini sedang menyiapkan sebuah paket untuk memensiunkan PLTU.

Pemerintah sadar ketika energi yang digunakan PLN sudah ramah lingkungan dan pasokan listriknya lebih andal, maka secara tidak langsung akan mendukung sektor industri di Indonesia.

Oleh karena itu, dalam meningkatkan bauran pembangkit yang bersumber dari EBT ini, PLN memiliki tiga strategi transisi sebagai berikut;

1. Supply Demand & Sustainability

Pengembangan pembangkit PLN harus mempertimbangkan keselarasan supply and demand, potensi ketersediaan sumber energi setempat, keekonomian, keandalan, serta ketahanan energi nasional dan sustainability.

2. Transisi EBT dan Dedieselisasi

Akselerasi pengembangan EBT pada daerah defisit, serta daerah yang menggunakan bahan bakar PLTD yang sumber energinya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM)

3. Dukungan Pemerintah dan Stakeholder

Peran serta dan dukungan pemerintah dan stakeholder dalam menumbuhkan iklim investasi yang baik, khususnya di bidang industri dalam rangka peningkatan demand.

Untuk menjalankan tiga strategi tersebut di atas. PLN juga telah menyusun 5 Prinsip PLN Menuju Carbon Neutral yakni;

1. Peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT);

2. Pengurangan energi berbasis fosil;

3. Peningkatan pemanfaatan kendaraan listrik di sektor transportasi;

4. Peningkatan pemanfaatan peralatan listrik untuk sektor rumah tangga dan industri;

5. Pemanfaatan teknologi bersih seperti Carbon Capture and Storage.

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu Episode 239 Tayang Rabu 15 Desember 2021: Urmi Devi Sarankan Ananfi Tak Menikahi Shiv

Tak hanya itu, untuk mempercepat transisi energi dan menggenjot porsi EBT dalam bauran energi. PLN akan mengembangkan beberapa proyek EBT.

Proyek-proyek ini sudah tertuang dalam RUPTL 2021-2030 yang merupakan wujud komitmen PLN dalam menggenjot penggunaan energi bersih untuk mencapai target Carbon Neutral pada 2060.

Ada 21 proyek EBT yang akan dikembangkan oleh PLN pada 2022 antara lain, proyek PLTA/M sebesar 490 MW yang tersebar di Sumatera, Sulawesi dan di Jawa serta Proyek PLTP dengan total kapasitas sebesar 195 MW.

Selain itu, PLN juga akan mengembangkan PLTBio tersebar dengan kapasitas total hampir 20 MW & PLTS di beberapa kepulauan, lokasi tersebar termasuk program konversi PLTD sebesar 500 MW.

Salah satu pembangkit EBT modern PLN yang sudah terealisasi yakni PLTA Rajamandala. Pembangkit berkapasitas 47 MW ini terletak di Desa Cihea, Kec. Haurwangi, Kab. Cianjur, Jawa Barat.

Beroperasi sejak Mei 2019, PLTA Rajamandala merupakan pembangkit berteknologi modern hasil kerja sama PT Indonesia Power (IP) dengan saham 51% dan Kansai Electric Power Company sebesar 49% yang menjadi PT Rajamandala Electric Power.

PLTA Rajamandala memanfaatkan aliran Sungai Citarum yang merupakan keluaran dari PLTA Saguling dengan menggunakan turbin Vertical Kaplan.

PLTA ini tidak memerlukan pembangunan waduk atau disebut PLTA run-of-river. Dengan memanfaatkan debit air 168 meter kubik dan ketinggian jatuh air (gross head) 34 meter, PLTA Rajamandala menyerap investasi USD 150 juta.

Listrik yang dihasilkan PLTA Rajamandala turut memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa—Bali dan menjadi backup sistem kelistrikan di wilayah Jawa Barat.

Baca Juga: Klarifikasi Atalia Kamil terhadap Tudingan Tutupi Kasus Predator Seks, Begini Rinciannya

Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi mengatakan, dengan strategi, prinsip dan rencana proyek di PLN dan anak-anak perusahaannya, pihaknya yakin bahwa EBT 23 persen pada 2025 akan tercapai.

“Bahkan kita berharap lebih cepat lagi,” katanya dikutip GowaPos.com dari video yang diunggah akun instagram @pln_id pada 20 November 2021.

Editor: Sutriani Nasiruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x