Manusia yang Terikat atau Otoritatif: Perspektif Fakhr Ad-Din Ar-Razy dan Martin Heidegger

- 31 Maret 2023, 18:05 WIB
Ilustrasi berpikir
Ilustrasi berpikir /Pixabay.com/geralt/

Lewat Dasein mampu memahami diri. Apa bedanya manusia sebagai “Ada” dengan ada-ada yang lain. Perbedaannya, Dasein  kerap memahami dirinya dalam tingkatan yang khas dan unik, yaitu wujudnya. Sementara “ada-ada” yang lain tidak mempunyai wujud (baca: eksistensi).

Filsafat Heideggerian meletakkan manusia sebagai pusat pengkajiannya. Hasil pemikirannya berangkat dari perenungan mendalam tentang eksistensi manusia. Manusia tidak diletakkan di bagian pinggiran (Armada Riyanto, 2023).

Secara gamblang, filsafat yang dimaksudkannya yaitu metafisika.

Otorisasi manusia atau tergantung pencipta

 

Mengulas dari distingsi penjabaran eksistensi manusia, di satu sisi berangkat pada konsep wujud wajib dan mumkin, dengan sisi eksistensialis dan non-eksistensial terdapat satu prinsip yang sama dipegang oleh kedua tokoh tersebut.

Keduanya sama-sama menaruh manusia sebagai unsur utama dalam menerjemahkan proses keberadaan alam semesta ditinjau dari filsafat masing-masing. Fakhr Ad-Din Ar-Razy meyakini adanya campur tangan faktor “X” dalam proses berjalannya alam sebagai wujud mumkin, sehingga apa yang mengada atau entitas-entitas di dunia ini terus mengalami perubahan sesuai prinsip kausalitas.

Martin Heidegger sebenarnya juga tidak menapik prinsip kausalitas itu terjadi pada seluruh benda yang terkait dengan ruang yang terbatas. Tapi ia belum dapat memastikan istilah seperti apa yang sesuai bagi Sang Pengatur itu.

Ia sebenarnya tidak ingin terjebak pada terminologi dan istilah yang dianggapnya terlalu sempit untuk menerjemahkan konsep wujud atau “Ada” yang begitu kaya dan mendalam. Sehingga Heidegger membiarkan rasio manusia untuk menginterpretasi sejauh mana akal dapat menemukan makna eksistensi dirinya di dunia.

Menyadari keberadaan tiap diri masing-masing, tanpa berpegang pada alam materi seperti halnya saat umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan telah mendorong jiwa menemukan kembali arti kehadirannya.

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x