Perempuan Tangguh dari Desa Sawakong Takalar, Mengubah Serat dan Daun Lontar Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi

- 3 November 2023, 21:47 WIB
Munawarah, perempuan pengrajin serat daun lontar dari Desa Sawakang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar yang berhasil membuat kerajinan serat lontar bernilai ekonomis tinggi.
Munawarah, perempuan pengrajin serat daun lontar dari Desa Sawakang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar yang berhasil membuat kerajinan serat lontar bernilai ekonomis tinggi. /dok. pribadi/

"Bagi saya tidak sulit mengajari mereka, karena sudah punya dasar menganyam daun lontar sebelumnya. Jadi tinggal diarahkan sedikit terkait model pesanan yang akan dibikin,"jelas Munawarah.

Mengenai pemasaran usaha Angin Mammiri tidak pernah khawatir karena setiap toko souvenir selalu menantikan produknya. Selain dikenal bagus dan punya kualitas juga cepat laku di pasaran.

"Biasanya setiap barang yang saya bawa, pasti toko-toko souvenir borong semua. Berapapun saya bawa. Dan itu langsung mereka bayar cash,"ungkapnya.

Kini usahanya sudah memiliki sekitar 10 karyawan, yang setiap hari bersama-sana menganyam di rumahnya yang dijadikan tempat usaha.

Sedangkan harga untuk satu songkok guru dihargai Rp300 hingga jutaan. Harganya ditentukan dari halus tidaknya bahan anyaman dari produk tersebut.

"Kalau masalah harga biasanya ditentukan dari model dan benang warna yang digunakan produk pesanan tersebut. Sebab model yang rumit tentunya dikerjakan agak lama,"terang alumni STIEM Bongaya ini.

Sementara upah yang diberikan pada pekerjanya, untuk membuat satu produk kisaran Rp120-300 ribu. Jadi semua produk tersebut dikerjakan sendiri namun finishingnya seperti pewarnaan dikerjakan oleh Munawarah dan suaminya, Mulyadi.

Beberapa produk unggulannya seperti songkok guru, yang menjadi ciri khas suku Bugis Makassar yang dipakai saat gelaran pesta adat atau perkawinan.

Khusus di Desa Sawakkang, berdiri beberapa usaha kerajinan serupa dan bukan hanya usaha Angin Mammiri saja, tetapi ada tiga kelompok usaha kerajinan serupa. Kini desanya, sudah dikenal sebagai sentra pembuatan anyamann lontar.

"Sebenarnya, kami tidak bersaing sesama pengrajin, tetapi merupakan mitra kerja. Misalkan kami mendapatkan pesanan banyak, bisa mengambil dari kelompok usaha lainnya, begitupun sebaliknya,"terang Munawarah.

Halaman:

Editor: Subair Pare


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah