Studi Imperial College London: Resiko Infeksi Ulang Omicron Lebih Tinggi daripada Delta

- 18 Desember 2021, 17:09 WIB
Ilustrasi Covid-19 Omicron.
Ilustrasi Covid-19 Omicron. /Pixabay/Alexandra_Koch/

Baca Juga: Studi Kecil di Afrika Selatan Menunjukkan Bahwa Varian Omicron dapat Menembus Suntikan Booster

"Tingkat penghindaran kekebalan ini berarti bahwa Omicron menimbulkan ancaman besar dan segera bagi kesehatan masyarakat."

Di lain pihak, Dr Clive Dix, mantan Ketua Gugus Tugas Vaksin Inggris, mengatakan penting untuk tidak menginterpretasikan data secara berlebihan.

"Kesimpulan yang dibuat didasarkan pada asumsi tentang Omicron di mana kami masih belum memiliki data yang cukup," kata Dr Dix.
"Misalnya, kami tidak memiliki data tentang respons imun seluler yang sekarang mungkin mendorong efektivitas vaksin." tambahnya.

"Ini adalah asumsi penting yang hilang dalam pemodelan." Dr Dix melanjutkan.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Masuk ke Indonesia, Plt Gubernur Sulsel Harap Masyarakat Segera Vaksin

Beberapa kesimpulan berbeda dengan data yang muncul dari Afrika Selatan, di mana vaksin bertahan dengan baik terhadap penyakit parah dan kematian saat ini, katanya.

"Ada sejumlah besar ketidakpastian dalam perkiraan model ini dan kami hanya bisa yakin tentang dampak booster terhadap Omicron ketika kami memiliki satu bulan lagi data dunia nyata tentang jumlah dan kematian ICU rawat inap," katanya.

Sebelumnya studi dilakukan oleh SIREN Inggris yang melihat risiko infeksi ulang pada petugas kesehatan, yang dilakukan sebelum Omicron muncul, menemukan bahwa infeksi virus corona pertama menawarkan perlindungan 85% dari satu detik selama enam bulan berikutnya.

Data yang dianalisis oleh Imperial College didasarkan pada 333.000 kasus, termasuk 122.062 Delta dan 1.846 yang dikonfirmasi sebagai varian virus corona Omicron melalui sekuensing genom.

Halaman:

Editor: Burhan SM

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x