Komnas Perempuan Rilis 6 Tokoh Pahlawan yang Belum Dicatat dalam Sejarah, Berikut Nama dan Kiprahnya

- 10 November 2021, 01:03 WIB
ilustrasi
ilustrasi / Luka Nguyen dari Pixabay/


GowaPos.Com – Memperingati Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November, Komnas Perempuan memperkenalkan 6 tokoh Pahlawan Perempuan yang tidak pernah dicatat dalam sejarah.

Seperti yang kamu ketahui di Indonesia memiliki banyak Pahlawan Nasional. Dan tidak luput juga bahwa tokoh Pahlawan Perempuan ikut andil di dalamnya, menurut Komnas Perempuan.

Tidak sedikit Pahlawan Perempuan seperti R.A Kartini, Cut Nyak Dien, Rohana kuddus, dan lain nya mengambil peranan penting dalam perjuang kemerdekaan dan emansipasi wanita pada waktu itu.

Baca Juga: Komnas Perempuan Apresiasi Permendikbud Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi

Namun ada juga tokoh Pahlawan Perempuan yang perannya sangat penting tapi luput dari tulisan sejarah. Dan kalaupun ada, refrensi ataupun sumbernya tidak banyak.

Berikut dijelaskan secara singkat oleh GowaPos.Com dari akun Youtube Komnas Perempuan, tentang tokoh Pahlawan Perempuan yang tidak dicatat dalam sejarah.

1. LASMININGRAT

1874 Pengajar
1875-1887 Penulis
1907 Pendiri Sekolah Keutamaan Istri Garut
1921 Bersama R. Anggaprdja mendirikan sekolah H.I.S Boedi Priaji.

Lasminingrat adalah anak dari penghulu besar R.H.M Moesa. dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita, pelopor pendidikan, dan aktivitis perempuan.

Peranannya terlihat lewat pekerjaan yang dilakukan sebagai pengajar dan penulis.

Banyak tulisan bukunya yang dijadikan bahan ajarnya untuk memajukan pengetahuan anak bangsa secara sederhana dan mudah dimengerti.

Lasminingrat juga menulis tentang sosok perempuan yang gagah berani dan perkasa.

Ditambahkan potret perempuan yang perkasa bukan hanya selalu diibaratkan sebagai pelengkap dalam kehidupan rumah tangga tetapi juga bisa mengambil keputusan. 

Baca Juga: BW dan Adnan Pandu Praja, Dampingi Pemprov DKI Serahkan Dokumen Formula E Setebal 600 ke KPK

2. MONIA LATUALINYA

 Monia Latualinya adalah tokoh Pahlawan Perempuan dari Maluku Tengah di kepulauan Hatuhaha.

Hatuhaha dikenal sebagai kerajaan muslim terbesar dimaluku watu itu, dan diceritakan bahwa VOC memonopoli semua kekayaan alam Hatuhaha sebanyak 2x yaitu (1571-1575) dan (1637-1638).

Berdasarkan surat yang ditulis Joan Ottens 12 september 1637 kepada pimpinan Belanda.

Menyebutkan kekalahan pihak belanda di perang Alaka 2 dari pasuka Hauhaha yang dipimpin Monia Latualinya berhasil membunuh 14 orang tentara belanda dan 60 orang yang luka. Dan harus mengakui kekalahan.

Catatan penting bahwa Kepemimpinan Monia Latualinya sebagai seorang panglima perang memiliki strategi perang yang sangat baik pada saat itu.

Dimana persenjataan lengkap tidak dimiliki masyarakat Hatuhaha pada saat itu.

Dan dia juga memberi semangat tidak hanya pada kaum laki-laki tetapi juga kepada kaum perempuan untuk merdeka dari Belanda.

Baca Juga: Berliana Lovell Akui Dirinya Tidak Nyaman Dengan Image Perempuan Seksi, Begini Sifat Aslinya

3. BOETET SATIDJA (SATIAMAN BR. SIREGAR)

Lahir di Batunadua, Tapanuli Selatan tahun 1906. Merupakan tokoh pers termuda dari sumatera yang saat itu masih berusia 13 tahun dan menjadi penulis sejak tahun 1919-1920 di medan.

Menariknya Koran ditempat dia menulis memiliki semboyang/Headline penyokong pergerakan kaum perempuan dan juga jargonnya sahabat terbaik yang saling mendukung sesama perempuan.

Isi konten dari koran perempuan bergerak ini ialah isu-isu emansipasi (kesetaraan perempuan) terutama dalam hal pendidikan, mendobrak patriarkhi.

Dan ditahun 1920 di 4 edisi terakhirnya, lebih banyak tulisannya tentang pergerakan perempuan dieropa dan amerika.

Baca Juga: Polrestabes Makassar Ungkap Kasus Jasad Bayi Perempuan yang Sempat Bikin Geger, Ini Hasilnya!

4. SETIATI SURASTO

Setiati Surasto adalah seorang pemikir dan pejuang perempuan yang lahir di banyuwangi 23 februari 1920.

Disampaikan hanya sedikit arsip yang bisa didapat di Indonesia dan lebih banyak arsip di Belanda.

Setiati Surasto adalah aktivis buruh Nasional yang dimulai 1 mei 1947 di berpidato dilapangan Igeda dan menggelorakan tentang anti kolonial.

Pada tahun 1956 dipilih sebagai ketua delegasi perempaun Indonesia pada Konferensi Buruh Perempuan Seduani di Budapest, Hongaria.

Dan mengusulkan menyelenggarakan konferensi buruh Asia-Afrika dan mendesak untuk memperluas Konvensi no 100 tahun 1951.

Baca Juga: Sutradara Kim Jin Min Ungkap Drama My Name Tampilkan Tentang Gender: Bukti Perempuan Tak Takut Akan Bahaya

5. AUW TJOEI LAN

Auw Tjoei Lan berasal dari Majalengka yang lahir pada tahu 1889 dari seorang ayah Kapiten dan keluarga bangsawan dan kaya raya.

Tetapi kehidupan nya sangat berbeda dengan bangsawan yang lainnya, mereka sangat dekat dengan masyarakat bawah.

Auw Tjoei Lanadalah seorang aktivis perempuan yang mengangkat isu soal perdagangan perempua.

Dia mengurusi perempuan terlantar, dan menyelamatkan perempuan tiongkok yang dipaksa hidup sebagai pelacur atau dirumah border-bordir.

Baca Juga: Pria Misterius Lampiaskan Nafsu di Motor Perempuan, Sempat Buntuti Korban Sampai di Rumah

6. TAMU RAMBU MARGARETHA

Seorang perempuan bangsawan asal Rakawatu Kecamatan Lewa Sumba Timur, yang lahir pada 12 oktober 1951.

Tamu Rambu Margaretha adalah took perempuan yang memperjuangkan pembebasan budak yang terjadi di Sumba pada waktu itu dengan perbedaan strata sosial yang terjadi di Sumba.***

Editor: Subair Pare

Sumber: YouTube Komnas Perempuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah