Pemerintah Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Amerika Gasifikasi Batubara Senilai $15 Milliar USD

- 7 November 2021, 07:09 WIB
Presiden Joko Widodo dalam acara penandatanganan MOU Gasifikasi Batubara
Presiden Joko Widodo dalam acara penandatanganan MOU Gasifikasi Batubara /Twitter/@setkabgoid/

GowaPos.com - Indonesia telah menandatangani kesepakatan senilai $15 miliar dengan perusahaan pengolahan dan kimia gas Amerika untuk mengembangkan industri gasifikasi batubara.

Penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia dengan Air Products and Chemicals pada hari Kamis di Dubai, tempat Presiden Joko Widodo berada, kata pernyataan dari BKPM.

Kesepakatan itu digambarkan sebagai "perjanjian investasi jangka panjang" yang bertujuan untuk mengubah "batubara bernilai rendah menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi" seperti metanol, yang memungkinkan Indonesia bergerak ke hilir dari sumber daya alam mentah.

Baca Juga: Liga Inggris : Imbang Melawan Burnley, Chelsea Kebobolan di Menit Akhir

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan tahun ini gasifikasi batubara penting bagi negara karena “memiliki nilai tambah langsung bagi perekonomian nasional secara makro” dan “karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan. pada produk impor.”

Etick Tohir mengatakan gasifikasi batubara dapat menghemat cadangan devisa hingga 9,7 triliun rupiah ($677 juta) per tahun dan industri dapat mendukung 10.000 pekerjaan.

Sementara itu, Indonesia berupaya mencapai emisi nol CO2 bersih pada tahun 2060, dan merupakan salah satu dari 46 negara yang menandatangani perjanjian untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara di negara maju pada tahun 2030-an dan di seluruh dunia pada tahun 2040-an selama konferensi iklim COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Glasgow.

Gasifikasi batubara juga dapat membantu meringankan impor bahan bakar negara dan meningkatkan neraca perdagangan negara. Meskipun menjadi pengekspor minyak, Indonesia adalah pengimpor minyak mentah karena kebutuhan energinya tumbuh.***

Editor: Burhan SM

Sumber: Nikkei Asia Twitter BKPM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x