Pinjaman Online Jadi Perhatian MUI, Begini Ketentuan Hukum dan Ijtima Ulama

- 19 November 2021, 16:11 WIB
logo MUI
logo MUI /MUI/

2. Sengaja menunda pembayaran hutang bagi yang mampu hukumnya haram.

3. Memberikan ancaman fisik atau membuka rahasia (aib) seseorang yang tidak mampu membayar hutang adalah haram.

Baca Juga: Pinjol Teror Korban dengan Konten Asusila: Sebarkan Foto di Kontak Handpone


Adapun memberikan penundaan atau keringanan dalam pembayaran hutang bagi yang mengalami kesulitan, merupakan perbuatan yang dianjurkan (mustahab).

4. Layanan pinjaman baik offline maupun online yang mengandung riba hukumya haram, meskipun dilakukan atas dasar kerelaan.

Rekomendasi Ijtima Ulama:

1. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kominfo, POLRI, dan OJK hendaknya terus meningkatkan perlindungan kepada masyarakat dan melakukan pengawasan serta menindak tegas penyalahgunaan pinjaman online atau finansial technologi peer to peer lending (fintech lending) yang meresahkan masyarakat.

Baca Juga: Polda Metro Ungkap Pelaku Pinjol Ilegal Mainkan Biaya Persenan Bunga: Itu yang Memberatkan Masyarakat

2. Pihak penyelenggara pinjaman online hendaknya menjadikan fatwa MUI sebagai pedoman dalam semuatransaksi yang dilakukan.

3. Umat Islam hendaknya memilih jasa layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.***

Halaman:

Editor: Subair Pare

Sumber: Instagram/@muipusat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah